Rabu, 20 April 2016

Nabi Muhammad saw Pembawa Obor Kemanusiaan

Nabi Muhammad saw Pembawa Obor Kemanusiaan: Nabi Muhammad saw memiliki ajaran agung kemanusiaan, yang jika diterapkan akan membuat perdamaian dunia dan persatuan umat manusia

Selasa, 19 April 2016

SEBUAH PELAJARAN BERHARGA UNTUK KITA SEMUA PARA GURU DAN ORANG TUA MENGAPA PARA GURU DI AUSTRALIA LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI KETIMBANG TIDAK BISA MATEMATIKA




SEBUAH PELAJARAN BERHARGA UNTUK KITA SEMUA PARA GURU DAN ORANG TUA
MENGAPA PARA GURU DI AUSTRALIA LEBIH KHAWATIR JIKA MURIDNYA TIDAK BISA MENGANTRI KETIMBANG TIDAK BISA MATEMATIKA
Seorang guru di Australia pernah berkata kepada saya
“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”
“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?”
Saya mengekspresikan keheranan saya, karena yang terjadi di negara kita kan justru sebaliknya.
Inilah jawabanya;
1. Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak.
”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”
”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;” jawab guru kebangsaan Australia itu.
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting..
4. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri)
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan.
10. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
11. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil.
12. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain
dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.
Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.
Apa yang dipertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.
1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!”
2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda.
4. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya.
5. dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga.?
Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia.
Yuk kita ajari anak kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik,
Yuk kita mulai dari keluarga kita terlebih dahulu, … mau ?
APA AKIBATNYA JIKA KITA LUPA MENGAJARI ANAK KITA MENGANTRI ?
Inillah jadinya ketika mereka sudah dewasa ?
Sebuah peristiwa tragis yang TERJADI DI BULAN RAMADHAN, bulan yang mestinya penuh kesabaran, kelembutan dan berbagi, bukan berebut dan penuh kekerasan.

Pelajaran Berharga Dari Pulau Solomon, Meneriaki Pohon, Mengutuk Pohon



        Pohon memiliki “ruh” meskipun dia tidak merasakan sakit karena tidak memiliki sistem syaraf. Begitupun manusia yang memiliki ruh, hati, dan pikiran. Adalah sebuah kebiasaan yang ditemukan di sekitar penduduk kepulauan Solomon, yang terletak di Pasifik Selatan yaitu meneriaki pohon.
         Pulau solomon memiliki banyak pulau pulau tetangga lainnya, Namun yang terpadat ialah tepat di pulau solomonnya sendiri. Kisahnya pun tak banyak muncul di media, padahal ada kisah menarik dari pulau solomon. Sebuah kisah yang mungkin dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semuanya bangsa indonesia. Jadi di pulau solomon penduduknya ketika hendak mau membuka lahan baru untuk bercocok tanam, Mereka punya cara tersendiri untuk melakukannya. Pohon - pohon di hutan tidak lantas mereka tebang begitu saja, Akan tetapi mereka mengelilingi pohon - pohon itu sambil menyumpahi dengan kata - kata kutukan yang kasar lagi menghina. Selang beberapa hari pohon - pohon itu layu dan akhirnya mati dengan sendirinya.
        Filosofi membuat pohon mati dengan meneriakinya  ala pulau solomon ini dapat juga terjadi pada seorang guru yang terlalu biasa meneriaki siswanya dengan kata-kata “BODOH”, “LEMOT”, “IDIOT”, dan lain-lain. Siswa kita memiliki hati dan pikiran yang mana ketika dia mendapatkan ejekan dan teriakan negatif, maka hati dan pikiran akan meresponnya. Mereka lambat laun akan memposisikan diri pada apa yang biasa dia dengarkan. Mereka akan menjdai minder, kurang termotivasi, dan merasa dirinya tidak bisa melakukan hal apapun. Hal ini akan membunuh kreativitasnya, bahkan mimpi-mimpinya.
      Every child is SPECIAL. Setiap anak terlahir dengan bakat dan kemampuan masing-masing. Tugas guru adalah memukan bakat mereka dan kembangkan potensi mereka. Arahkan dan motivasi mereka untuk meraih mimpi-mimpinya. Schunk (2012) menyatakan bahwa siswa yang merasa percaya diri untuk belajar dan berkinerja baik di sekolah mencari tantangan, berusaha memelajari materi baru, dan bersikap gigih pada tugas yang sulit. Siswa yang termotivasi belajar cenderung mengeluarkan lebih banyak usaha mental selama berlangsungnya aktivitas belajar-mengajar dan  menggunakan berbagai strategi kognitif yang diyakininya akan meningkatkan pemelajaran: mengorganisasikan dan menghafal informasi, memotivator level pemahaman dan mengaitkan materi baru dengan pengetahuan sebelumnya (Pintrich, 2003; Pintrich&De Groot, 1990 dalam Schunk, 2012).

Walikota Padang : Siswa Penghafal Al-Quran Bebas Memilih Sekolah Tanpa Tes

Islamedia – Kabar gembira bagi para siswa yang hafal Al-Qur’an, kini Wali Kota Padang Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah mengeluarkan kebijakan bagi siswa penghafal Al-Quran dapat bebas memilih sekolah sesuai keinginannya.

“Siswa yang mampu hafal 1 juz, 3 juz dan 5 juz Alquran dapat masuk ke sekolah sesuai jenjang kelanjutannya,” ujar Mahyeldi.

Walikota yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjelaskan bahwa siswa SD yang hafal 1 Juz Alquran akan dibebaskan untuk masuk SMP mana pun, siswa SMP yang hafal 3 Juz dibebaskan memilih SMA manapun, sedangkan siswa SMA yang hafal 5 Juz diberi kesempatan masuk secara khusus ke universitas seperti yang dilakukan Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang.

“Siswa penghafal Alquran dijamin memiliki tingkat kepintaran dan kecerdasan di atas rata-rata, sehingga tidak akan ada kerugian bagi sekolah penerimanya,” Jelas Mahyeldi sebagaimana dilansir republika, Sabtu (16/4/2016) .

Untuk itu, dia mengapresiasi bagi sekolah atau perguruan tinggi di Padang yang telah menggalakkan program hafal Alquran bagi siswa atau mahasiswa. Seperti yang dilakukan oleh SMA 2 Padang, kata dia perlu dicontoh oleh sekolah lainnya. Sebab dengan begitu sekolah tersebut telah melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya, sebutnya.

Senada dengan itu, Rektor Universitas Andalas Padang, Tafdil Husni mengatakan manusia penghafal Alquran termasuk golongan yang berintelektual tinggi. Sebagai bukti, tambahnya, saat lomba Musabaqah Tilawatil Quran, hafiz mahasiswa di Unand sebagian besar berasal dari fakultas yang favorit seperti Kedokteran, Teknik, dan MIPA. [islamedia/mh]